Beri Hormat, Ini Momen Pertemuan Kasad Dudung dengan Eks Panglima TNI Gatot Nurmatyo

Beri Hormat, Ini Momen Pertemuan Kasad Dudung dengan Eks Panglima TNI Gatot Nurmatyo

MediaPerjuangan.com – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (kasad) Jenderal Dudung Abdurachman memberikan hormat kepada eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, di acara Pengukuhan Pengurus Pusat PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI AD) masa bakti 2021-2026.

Ini adalah momen pertemuan publik pertama, setelah pada 2021 lalu hubungan antara keduanya sempat tegang. Hal ini dikarenakan, pada saat itu Gatot sempat mencurigai adanya penyusupan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di tubuh TNI.

Tudingan itu dilontarkan Gatot menyusul hilangnya tiga patung Jenderal TNI yang ada di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Dudung yang pada saat itu masih menjabat sebagai Pangkostrad pun merasa tertuduh sehingga menuding Gatot melontarkan fitnah. Simak ulasannya:

Jenderal Dudung Abdurachman Bertemu Jenderal Gatot Nurmantyo

Momen pertemuan antara Jenderal Dudung dengan Jenderal Gatot itu diabadikan dalam video di kanal Youtube TNI AD. Keduanya sama-sama menghadiri acara Pengukuhan Pengurus Pusat PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI AD) masa bakti 2021-2026, di Markas Besar Angkatan Darat (Mabesad), Jakarta Pusat, Selasa (8/2/2022) lalu.

Acara Pengukuhan Pengurus Pusat PPAD ini merupakan salah satu upaya PPAD untuk melakukan penyegaran dan meningkatkan kinerja organisasi. Sebagai sebuah organisasi kemasyarakatan yang mewadahi para purnawirawan TNI AD, PPAD memiliki peran yang cukup strategis.

Yakni sebagai sumber informasi bagi TNI AD untuk mengetahui sejauh mana perkembangan situasi nasional di luar institusi TNI. Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo yang masuk dalam daftar pengurus PPAD periode 2021-2026 pun turut hadir dalam acara tersebut.

Kasad Beri Hormat Kepada Eks Panglima TNI

Melalui video yang dibagikan, usai menyelesaikan seluruh rangkaian acara dan menyerahkan pataka kepada Ketua Umum PPAD Letjen (Purn) Doni Monardo, Jenderal Dudung Abdurachman tampak langsung menyapa para seniornya di TNI yang sudah pensiun.

Dalam video, terlihat kasad menghampiri dan menyapa satu per satu para purnawirawan TNI yang hadir dalam acara tersebut. Kemudian, ia tampak memberikan hormat serta mengajak bersalaman eks Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

Hubungan Keduanya Sempat Tegang

Ini merupakan momen pertemuan publik pertama, setelah hubungan dua jenderal bintang empat itu sempat tegang pada tahun lalu. Ketegangan di antara keduanya berawal ketika Gatot mengisi webinar bertemakan ‘TNI Vs PKI’ pada 26 September 2021 lalu.

Dalam sambutannya, Gatot menuduh dan mencurigai adanya penyusupan pendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) di tubuh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Tudingan adanya penyusupan paham komunis di institusi TNI itu, dilontarkan Gatot menyusul hilangnya tiga patung Jenderal TNI yang ada di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad, Gambir, Jakarta Pusat. Ia mengatakan, barang-barang yang hilang itu disebut berkaitan dengan peristiwa penumpasan komunisme di Tanah Air pada era Orde Lama.

Menurut Gatot, hilangnya patung-patung penumpas PKI dari Museum Dharma Bakti itu menjadi bukti nyata jurang kehancuran berada di depan mata. Ia juga meyakini adanya indikasi upaya menghilangkan sejarah bagaimana para pemimpin saat itu melawan pemberontak PKI.

Jenderal Dudung Menanggapi Tuduhan Eks Panglima

Mendengar kabar tersebut, Jenderal Dudung Abdurachman yang pada saat itu masih menjabat sebagai Pangkostrad pun merasa tertuduh sehingga menuding Gatot melontarkan fitnah.

“Tidak benar tudingan bahwa karena patung diorama itu sudah tidak ada, diindikasikan bahwa AD telah disusupi oleh PKI. Itu tudingan yang keji terhadap kami,” kata Dudung dalam siaran pers yang diterima, Senin (27/9/2021).

Dudung menjelaskan, menghilangnya patung tiga tokoh di Museum Darma Bhakti Kostrad dikarenkan patung-patung itu diambil oleh penggagasnya. Adapun patung yang dimaksud ialah patung Jenderal TNI AH Nasution (Menko KSAB), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD).

Sumber: Merdeka

Ketum KSPSI: Jika Uang JHT Digunakan untuk Pembangunan, Maka Ini Kekeliruan Besar Pemerintah

Ketum KSPSI: Jika Uang JHT Digunakan untuk Pembangunan, Maka Ini Kekeliruan Besar Pemerintah

Kepala Daerah Berprestasi Terjerat Korupsi, Said Didu: Tutup Pintu Para Cukong Untuk Biayai Calon Pemimpin

Pencairan JHT Usia 56 Tahun, Said Didu Curiga Pemerintah Tahan Dana Karena Sulit Dapat Utang