Kata Pengamat, Tujuan PDIP Serang Anies untuk Amankan Ceruk Pemilih dari PSI

Beda Sikap Usai Diperiksa KPK, Anies Baswedan Tenang sedangkan 2 Politisi PDIP Pilih Kabur dari Wartawan

MediaPerjuangan.com – Unsur politik 2024 kental terlihat saat anggota DPRD Fraksi PDI Perjuangan, Gilbert Simanjuntak menegasikan keberhasilan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam merampungkan pembangunan Jakarta International Stadion (JIS).

Begitu analisa Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menanggapi pernyataan Gilbert yang menyebut gagasan JIS sudah ada sejak zaman Gubernur Sutiyoso, dan dilakukan pengadaan lahan di era Gubernur Jokowi dan juga Ahok.  

Menurut Rico, PDIP sengaja mengklaim pembangunan JIS sebagai bentuk kritik kepada Anies. Pasalnya, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini ingin tetap dilihat oposisi di DKI oleh konstituennya.

Dengan mengkritik Anies, sambungnya, ceruk pemilih PDIP tidak akan beralih ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di mana basis pemilih kedua partai ini sama, yakni masyarakat yang oposisi dengan Anies.

“Dua-duanya punya target yang sama, rekruitment pasar pemilih pendukung Jokowi yang umumnya anti terhadap Anies,” ujar Rico kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (2/2).

Secara komunikasi, PDIP memilih strategi positive aggresive untuk mengkritik Anies demi mempertahankan ceruk pemilihannya. Sedangkan, PSI lebih memilih cara komunikasi negative aggresive.

“Dari sisi ini, PDIP terlihat lebih dewasa dalam strateginya beroposisi terhadap Anies,” tutur Rico.

“Ini terjadi karena memang PSI dan PDIP berbagi segmen pemilih yang sama,” sambungnya.

Begitu analisa Direktur Eksekutif Median, Rico Marbun menanggapi pernyataan Gilbert yang menyebut gagasan JIS sudah ada sejak zaman Gubernur Sutiyoso, dan dilakukan pengadaan lahan di era Gubernur Jokowi dan juga Ahok.  

Menurut Rico, PDIP sengaja mengklaim pembangunan JIS sebagai bentuk kritik kepada Anies. Pasalnya, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri ini ingin tetap dilihat oposisi di DKI oleh konstituennya.

Dengan mengkritik Anies, sambungnya, ceruk pemilih PDIP tidak akan beralih ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Di mana basis pemilih kedua partai ini sama, yakni masyarakat yang oposisi dengan Anies.

“Dua-duanya punya target yang sama, rekruitment pasar pemilih pendukung Jokowi yang umumnya anti terhadap Anies,” ujar Rico kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (2/2).

Secara komunikasi, PDIP memilih strategi positive aggresive untuk mengkritik Anies demi mempertahankan ceruk pemilihannya. Sedangkan, PSI lebih memilih cara komunikasi negative aggresive.

“Dari sisi ini, PDIP terlihat lebih dewasa dalam strateginya beroposisi terhadap Anies,” tutur Rico.

“Ini terjadi karena memang PSI dan PDIP berbagi segmen pemilih yang sama,” sambungnya.

Sumber: RMOL

Masalah Konsensi Tambang di IKN, Pakar: Malu, Bisa Jadi Kejelekan yang Akan Go International

Masalah Konsensi Tambang di IKN, Pakar: Malu, Bisa Jadi Kejelekan yang Akan Go International

Beda Giring dan Anak Buah, Politisi PSI Ini Justru Terlihat Mesra dengan Anies Baswedan

Beda Giring dan Anak Buah, Politisi PSI Ini Justru Terlihat Mesra dengan Anies Baswedan