PSBB Bodebek Diterapkan, Pabrik Diarahkan Untuk Tes Massal

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam pernyataan resminya terkait PSBB Bodebek.

MediaPerjuangan.com – Dengan diizinkannya Pemprov Jabar untuk menerapkan PSBB untuk 5 wilayah yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta yaitu, Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor maka tentu akan banyak perubahan.

Hal ini akan berdampak pada banyak sektor, utamanya sektor industri. Menjadi pertanyaan apakah selama PSBB ini akan menghentikan produksi pabrik-pabrik, atau hanya di pilih.

Dalam keterangannya, Ridwal Kamil menyatakan bahwa pihak pemprov sudah mengarahkan mana industri yang strategis yang masih bisa berjalan dan mana industri yang harus stop terlebih dahulu.

Gubernur Jawa Barat ini menyampaikan, bahwa di Jabar sendiri sebelum diterapkannya PSBB ini sudah ada lebih dari 5ribu karyawan di PHK. Sehingga tentu pemerintah tidak ingin jumlah tersebut bertambah.

Pabrik-pabrik dihimbau untuk melakukan test secara massif.

Bagi yang akan dibuka diwajibkan memberikan rasa aman. Jadi pabrik industrinya harus melakukan test massif juga kepada karyawannya.” Imbuhnya.

Untuk perusahaan yang terbukti tidak ada yang positif covid-19 maka boleh beroperasi sebagaimana biasanya. Tentu dengan tetap menerapkan ‘social distancing‘.

Setelah tes massif dilakukan Bupati dan Wali Kota selama PSBB mengizinkan mereka jika membuktikan tidak ada yang positif di pabrik itu melalui test massif. Tentu dengan social distancing dan protokol kesehatan.” Tambah Gubernur Jabar ini.

Pemberlakuan ini akan dimulai pada tanggal 15 April 2020 pukul 00.00.

Ridwan Kamil menutup dengan optimis bahwa ada tiga benteng pertahanan yang harus dibuat untuk melawan virus Covid-19 ini.

Saya tutup dengan semangat bahwa penyakit COVID 19 ini ada tiga benteng pertahanan. Pertama benteng pencegahan, social distancing di situ, PSBB di situ, ini mudah dilakukan tapi juga susah jika kita tidak taat dan disiplin. Kalau jebol benteng pertama karena tidak disiplin masuklah benteng kedua pelacakan. Dengan pelacakan kita tahu di mana klaster-klaster penyebaran virus. kalau pelacakan gagal dan jebol baru benteng terakhir yang kita punya yaitu benteng perawatan terhadap mereka yang sakit.

Saya berharap warga Jawa Barat jangan sampai COVID 19 ini langsung membobol benteng pertama, kedua langsung lompat ke benteng ke tiga di mana orang-orang sakit ini menjadi banyak dan kapasitas kita menjadi terbatas dan akhirnya kita mengalami kerepotan.”

Bagaimana tanggapan dari pembaca? Silakan beri tanggapan pada kolom komentar di bawah ini.

Bus Angkutan Perusahaan Abaikan ‘Social Distancing’

Industri Di Kabupaten Bekasi Tetap Berjalan Di Tengah PSBB